Kamis, 09 Oktober 2014

Budaya Malang

MALANGISME - Koat Malang selain terkenal sebagai salah satu kota yang berhawa dingin di Indonesia. Bumi Arema juga menyimpan berbagai kekayaan seni dan budaya bangsa yang luar biasa. Mulai dari makanannya  seperti Bakso, Keripik Tempe dan Apel Malang.

Selain itu hawanya yang sejuk seperti penjelasan awal tadi. Walaupun sekarang hawa Malang sudah sangat panas, tapi citra itu masih ada dibenak setiap orang ketika pertama kali mendengar kata Malang. 

Disamping dua hal tadi Malang juga terkenal dengan budaya dan kerajinannya seperti, Topeng Malangan, Keramik Dinoyo,  Tari Malangan dan Jarang Kepang. Bangunan tuanya juga tak kalah menggoda, seperti Tokok Es Krim “Oen”, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil dan lain-lain.

Dan wisata sejarah yang tak kalah menariknya adalah mengunjungi candi-candi yang ada. Malang juga disebut sebagai kota seribu candi. Karena Berbagai candi ada di Kota ini, mulai dari Candi Singosari, Candi Badut, Candi Sumberawan dan lain-lain.

Yang paling terakhir, ciri khas Malang sekali adalah bahasa Walikan. Dimana biasanya para penduduk asli Malang suka menggunakan bahasa walikan. Bahasa walikan adalah bahasa yang dibolak-balik seperti makan jadi nakam dan lain-lain.

Topeng Malangan ( Muhammad Khairuddin)

Di Kota Malang terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang. Berdasarkan beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Topeng Malang adalah sebuah kesenian kuno yang usianya lebih tua dari keberadaan Kota Apel ini. 

Topeng ini pun sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Gajayana kala itu. Para pemahat Topeng Malangan sudah turun temurun sampai sekarang, walaupun jumlahnya tidak terlalu melonjak banyak. Pada jaman dulu apresiasi pada Topeng Malang ini diwujudkan dengan bentuk pertunjukan saat ada acara tertentu seperti pernikahan, selamatan, dan hiburan pejabat tinggi kala itu.

Topeng Malang sedikit berbeda dengan topeng yang ada di Indonesia, dimana corak khas dari pahatan kayu yang lebih kearah realis serta menggambarkan karakter wajah seseorang. Ada banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang dibuat seperti karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai karakter yang sifatnya tidak teratur. 

Sajian ini nantinya dikolaborasikan dengan tatanan rias dan pakaian untuk memainkan sebuah pewayangan atau cerita tertentu menggunakan Topeng Malang. Perkemgbangan saat ini Topeng Malang sudah dapat dinikmati dalam bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial dan humoran.

Tari Topeng Malangan (Pretty Isyana C.D)
“Tari Topeng Malang” dapat diartikan sebagai gerakan badan yang berirama dengan diiringi bunyi-bunyian dengan menggunakan penutup muka yang menyerupai muka orang. Tari ini murni berasal dari Malang.

Kedungmonggo sebagai sebuah dusun di kaki gunung Kawi merupakan salah satu kantong persebaran seni budaya tari topeng Malang.

Kondisi daerah Malang secara eksternal juga didukung dengan polesan konstruksi budaya Hindu-Jawa di lokasi sekitar dusun Kedungmonggo mengingat akar sejarah kemunculan tari topeng adalah hasil ritual kebudayaan Hindu.

Bahasa Walikan (Moh. Nadlir)
Bahasa Walikan Malang berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan, efektifitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau lawan.

Jaman penjajahan, banyak pasukan Belanda yang menyusup menjadi mata-mata di dalam kelompok pejuang Malang. Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK.

Seorang tokoh pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina) maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari belakang dibaca kedepan.
Bangunan Tua Bersejarah (Adi Nugroho)
Kawasan Ijen, siapa yang tidak kenal dengan tempat itu, karena itu telah menjadi salah satu trade mark kota malang. Bangunan Kunonya yang tertata rapi dan juga jalannya yang membuat nyaman berkendara ataupun untuk berjalan kaki. Sayang saat mulai di renovasi dan diubah ke bangunan yang lebih modern.

Di Kota Malang selain Kawasan Ijen terdapat banyak sekali bangunan tua, seperti Toko Es Krim Oen, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil, Wisma Tumapel, Balai kota dan lain-lain. Tapi sekali lagi sayangnya banyak yang tidak terawat. Karena itikad dari Pemkot untuk melestarikannya sangat kurang. Jika bangunan kuno tersebut kalau bisa dilestarikan akan semakin menarik minat para wisatawan local maupun wisatawan asing.


Candi-candi di Malang (Arlissya Kumala)

Candi Singosari
Salah satu peninggalan bersejarah di Malang adalah candi Singosari. Dikenal juga dengan candi Kendedes, dibangun untuk menghormati Raja Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari yang meninggal tahun 1292. 

Didirikan tahun 1300 bersamaan dengan diselenggarakannya upacara shrada ditempat ini. Ciri khas candi singasari adalah dua arca raksasa Dwarapala, yang diyakini sebagai penjaga istana.


Candi Jago
Candi jago atau jajaghu didirikan antara tahu 1275 - 1300 M. dipercaya sebagai tempat penguburan abu raja Wisnuwardhana, raja ke 4 Singhasara. 

Memiliki hiasan ornamen yang indah, identik dengan candi penataran di Blitar. Terletak di desa Jago kec Tumpang sekitar 22 km arah timur kota Malang.






Candi Kidal
Candi Kidal memiliki tinggi 17 meter, namun sekarang tinggal sekitar 12,5 meter. Memiliki pondasi persegi empat, dengan pintu candi menghadap ke timur. Diatas pintu candi terdapat kepala raksasa dan singa dan memiliki ornamen cuplikan kisah mahabharata. Candi ini terletak di desa Rejo Kidal kec Tumpang, sekitar 24 km arah timur Malang.






Candi Badut
Candi Badut terletak di Dukuh Gasek, Desa Karang Besuki, Kesamatan Dau, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Candi Badut terletak di kaki Gunung Kawi.  Candi Badut diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum jurusan Tidar. Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. 

Kata Badut di sini berasal dari bahasa sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya. Hal itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni. Pada bagian dinding luar terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara. Pada relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini saja yang tersisa.

Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari Malang. Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan Kerajan Singhasari dan digunakan oleh umat Budha pada masa itu.


Candi Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, +/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650 mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Karena itulah disebut Candi Sumberawan.
Bepergian ke suatu tempat pastinya identik dengan hunting makanan khas setempat. Begitupun dengan saya. Sayangnya, kunjungan saya ke kota Malang kali ini, tak banyak kuliner yang saya coba. Cukup sulit menemukan makanan khas kota ini. Saat saya bertanya makanan khas daerah Malang pada beberapa orang yang saya temui, rata-rata mereka menyebutkan Rawon dan Pecel. Padahal boleh dibilang Rawon merupakan kuliner yang sangat mudah ditemukan diberbagai wilayah di Jawa Timur, sementara pecel, seingat saya merupakan kuliner khas Madiun.
Setelah saya mengubek-ubek kota Malang, akhirnya pilihan saya pun jatuh pada bakso Kota Cak Man dan ice creamnya Restaurant Oen.

Ice Cream Oen

Hujan rintik-rintik tak menghalangi saya dan ketiga krucil yang menemani saya siang itu untuk bertandang ke restaurant Oen. Restaurant yang telah berdiri sejak tahun 1930 itu terlihat ramai pengunjung. Tak hanya penduduk setempat, terlihat beberapa pengunjung merupakan wisatawan yang sedang mengunjungi kota Malang seperti saya. Di sudut ruangan saya juga melihat beberapa wisatawan asing sedang asyik ngobrol.
Sejak menginjakkan kaki di kota Malang delapan tahun lalu, ice cream Oen menjadi salah satu kuliner yang paling ingin saya cicipi. Sayangnya, dua kali mengunjungi restaurant ini, saya harus gigit jari karena nggak kebagian ice cream yang katanya super lezat. Walhasil, saya pun menggiring ketiga krucil yang saya ajak untuk mencicipi ice cream Oen ke Mekdi yang berada tepat di depan restaurant Oen. Oya, pengen tahu bagaimana penampakan ice cream Oen yang bikin saya ngiler? Nih, saya kasih lihat fotonya hasil pinjam punya tetangga.
Hmm..dari gambarnya terlihat yummy banget, kan?
Meski tak bisa mencicipi ice cream Oen yang super lezat, saya masih bisa menikmati interior restauran Oen yang vintage banget. Khas tempo doeloe.
Suasana restaurant Oen
Suasana restaurant Oen
Furnitur yang digunakan betul-betul mencerminkan suasana tempo doeloe. Kursi-kursi yang terbuat dari rotan ditata sedemikian rupa berdampingan dengan furnitur lain yang tak kalah jadul seperti piano disudut ruangan serta rak tempat mendisplay jajanan di dekat pintu masuk. Suasana yang dihadirkan nyaman banget, membuat pengunjung betah duduk berlama-lama, menikmati sajian sambil ngobrol bareng sahabat ataupun keluarga pastinya tambah seru.
Tak hanya itu, dinding restaurant juga dipenuhi dengan foto-foto lawas yang pastinya menambah kuat kesan tempo doeloe restaurant Oen. Kunjungan ke kota Malang tak lengkap rasanya jika tak mencicipi sajian ice cream Oen.

Bakso Kota Cak Man

CakMan
Kabarnya bakso Kota Cak Man telah memiliki 11 outlet yang tersebar di kota Malang. Bahkan kini, bakso Kota Cak Man juga bisa ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia diantara Jakarta, Makassar, Surabaya, Batam, Kediri, Samarinda, Manado, Ternate dan beberapa kota lainnya. Meski demikian, tak ada salahnya mencicip bakso Kota Cak Man langsung dari asalnya yang beralamat Jl. WR. Supratman C1 Kav. 13-14 saat berkunjung ke kota Malang.
Cak Man3
Bakso Kota Cak Man memiliki keunikan tersendiri dibandingkan bakso lain yang tersebar diberbagai penjuru Nusantara. Jika bakso pada umumnya berisi pentolan daging, mie, pangsit dan irisan tahu, bakso Kota Cak Man memiliki berbagai variasi isi yang bisa dipilih sesuai selera kita. Jenis isian yang bisa dipilih diantaranya, bakso halus, bakso kasar, bakso jumbo, bakso koyak, aneka gorengan, siomay basah, tahu isi, goreng panjang balut usus, goreng rempelo ati, aneka jerohan/kikil, lontong, mie, su’un, tahu telur, tahu siomay.
Cak Man2 copy
Tak banyak varian yang saya pilih pada kunjungan kali ini. Demi kesehatan, saya kini mulai mengurangi masakan berbahan daging ayam dan daging sapi, dan lebih memilih olahan berbahan ikan laut. Varian isi yang saya pilih hanyalah bakso kotak, udang balur tepung dan bakso bulat ukuran sedang.

Repoeblik TelO

SAMSUNG CSC
Puas menikmati sajian kuliner khas Malang, saatnya mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal. Jika tak ingin membawa oleh-oleh aneka kripik buah ataupun kripik tempe, tidak ada salahnya kita membawa oleh-oleh berbahan ubi.
Dan, langkah kaki saya pun terayun di outlet penjual oleh-oleh yang kesemuanya berbahan dasar ubi. Pokoknya mau cari apa saja yang berbahan ubi semua ada! Mulai dari bakpia, keripik, mie, minuman, es krim dan aneka kue berbahan ubi lengkap di outlet ini.
Saya agak bingung dengan nama outlet ini. Di baliho depan tertulis BakpaO TelO sementara dibagian dalam saya temukan tulisan Repoeblik TelO. So, akhirnya saya pun menyebutnya Repoeblik TelO. Dan, salah satu oleh-oleh favorit saya yang bisa dibawa pulang yakni Bakpao.
Teloku
Bakpaonya ini asli enak banget. Teksturnya lembut dengan komposisi isi yang pas. Isi bakpao yang bisa dipilih yakni coklat dan kacang hijau. Saya membeli kedua varian isi agar tak penasaran bagaimana sedapnya kedua jenis isian.
Teloku1
Selain mencicipi bakpao yang super lembut, saya juga memesan juice telo. Rasa telo dipadu semriwingnya soda mengalir dikerongkongan saya saat panas matahari berada dipuncaknya.
SAMSUNG CSC
Tak puas dengan kesegaran juice telo, saya kembali memesan yang dingin-dingin yakni ice cream telo. Sekali jilat langsung terasa maknyes ademnya.
Puas menikmati kuliner khas kota Malang, saya pun capcuz pulang sambil membawa belanjaan oleh-oleh yang saya beli dari Repoeblik Telo.

Bahasa walikan sebagai ciri khas Arema

kota malangSiapa yang tak kenal Malang, kota yang setiap tahunnya didatangi oleh orang baik luar kota maupun luar pulau untuk menimba ilmu di kota bunga ini. Kota yang penuh perguruan tinggi baik itu negeri/swasta, juga mempunyai sejarah yang sudah ada sejak jaman kompeni, juga banyak tempat rekreasi baik yang kuno (candi Singosari dll) maupun modern (Jatim Park dll). Orang malang mempunyai ciri tersendiri yaitu suka hal-hal yang bisa mengesankan setiap orang, salah satunya adalah dalam hal berkomunikasi dengan membalikan (walikan) kata-kata.
Mengenai masih eksisnya bahasa walikan ini sampai sekarang, salah satu alasan menurut adalah tingginya fanatisme arek-arek malang terhadap, kota dan identitas mereka sebagai arek malang. Berikut ini tulisan sedikit istilah bahasa walikan dari kota Malang:
kata benda: – adapes: sepeda – rotom: motor – libom: mobil – utapes: sepatu – landas: sandal – soak: kaos
nama tempat: – hamur: rumah – ngalam: malang – ayabarus: surabaya – arudam: madura – amalatok: kotalama – onosogrem: mergosono – nahelop: polehan – rajajowas: sawojajar
nama makanan/minuman: – oges: sego – lecep: pecel – ipok: kopi – oskab: bakso – senjem: menjes/sejenis tempe – itor: roti
kata kerja: – ngayambes: sembahyang – rudit: tidur – nakam: makan – halokes: sekolah – hailuk: kuliah – ngalup: pulang – ladub: budal/berangkat – rekem: meker/mikir – uklam: mlaku – utem: metu – ibar: rabi – kolem: melok/ikut – helom: moleh/pulang
kata sifat/keterangan/predikat: – tahes: sehat – sinam: manis – ewul: luweh/lapar – kadit: tidak – itreng: ngerti – kipah: apik/bagus – kewut: tuwek/tua – ngewes: seweng/sinting – licek: kecil – komes: semok – nayamul: lumayan
kata sebutan: – sam: mas/kakak/bro! – ayas: saya – umak: kamu – kodew: wedok/cewek – nganal: lanang/cowok – ngonceb: bencong – ojob: bojo/pacar/pasangan hidup – teles ketep: selet petek/dubur ayam – tenyom: monyet – sukit: tikus – ongis nade: singo edan – nawak ewed: kawan dewe/dekat
kata tanya/sebut: – orip: piro/berapa – oyi: iyo/ya!
nama orang: – tigis: sigit – uyab: bayu – kidnep: pendik (vokalis Flanella) – suga: agus.




sumber : http://rachmad92.wordpress.com/2010/09/29/ciri-khas-kota-malang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar