MALANGISME - Koat Malang
selain terkenal sebagai salah satu kota yang berhawa dingin di Indonesia. Bumi
Arema juga menyimpan berbagai kekayaan seni dan budaya bangsa yang luar biasa.
Mulai dari makanannya seperti Bakso,
Keripik Tempe dan Apel Malang.
Selain itu
hawanya yang sejuk seperti penjelasan awal tadi. Walaupun sekarang hawa Malang
sudah sangat panas, tapi citra itu masih ada dibenak setiap orang ketika
pertama kali mendengar kata Malang.
Disamping dua
hal tadi Malang juga terkenal dengan budaya dan kerajinannya seperti, Topeng
Malangan, Keramik Dinoyo, Tari Malangan
dan Jarang Kepang. Bangunan tuanya juga tak kalah menggoda, seperti Tokok Es
Krim “Oen”, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil dan lain-lain.
Dan wisata
sejarah yang tak kalah menariknya adalah mengunjungi candi-candi yang ada.
Malang juga disebut sebagai kota seribu candi. Karena Berbagai candi ada di
Kota ini, mulai dari Candi Singosari, Candi Badut, Candi Sumberawan dan
lain-lain.
Yang paling
terakhir, ciri khas Malang sekali adalah bahasa Walikan. Dimana biasanya para
penduduk asli Malang suka menggunakan bahasa walikan. Bahasa walikan adalah
bahasa yang dibolak-balik seperti makan jadi nakam dan lain-lain.
Topeng Malangan ( Muhammad Khairuddin)
Di
Kota Malang terdapat seni pemahatan topeng yang asli bercirikan khas Malang.
Berdasarkan beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa Topeng Malang adalah
sebuah kesenian kuno yang usianya lebih tua dari keberadaan Kota Apel ini.
Topeng ini pun sudah diperkenalkan sejak zaman kerajaan Gajayana kala itu. Para
pemahat Topeng Malangan sudah turun temurun sampai sekarang, walaupun jumlahnya
tidak terlalu melonjak banyak. Pada jaman dulu apresiasi pada Topeng Malang ini
diwujudkan dengan bentuk pertunjukan saat ada acara tertentu seperti
pernikahan, selamatan, dan hiburan pejabat tinggi kala itu.
Topeng
Malang sedikit berbeda dengan topeng yang ada di Indonesia, dimana corak khas
dari pahatan kayu yang lebih kearah realis serta menggambarkan karakter wajah
seseorang. Ada banyak ragam dari jenis Topeng Malang yang dibuat seperti
karakter jahat, baik, gurauan, sedih, kecantikan, ketampanan, bahkan sampai
karakter yang sifatnya tidak teratur.
Sajian ini nantinya dikolaborasikan
dengan tatanan rias dan pakaian untuk memainkan sebuah pewayangan atau cerita
tertentu menggunakan Topeng Malang. Perkemgbangan saat ini Topeng Malang sudah
dapat dinikmati dalam bentuk drama, ada yang menceritakan tentang sosial dan
humoran.
Tari Topeng Malangan (Pretty Isyana C.D)
“Tari Topeng Malang” dapat diartikan sebagai gerakan badan
yang berirama dengan diiringi bunyi-bunyian dengan menggunakan penutup muka
yang menyerupai muka orang. Tari ini murni berasal dari Malang.
Kedungmonggo sebagai sebuah dusun di kaki gunung Kawi
merupakan salah satu kantong persebaran seni budaya tari topeng Malang.
Kondisi daerah Malang secara eksternal juga didukung dengan
polesan konstruksi budaya Hindu-Jawa di lokasi sekitar dusun Kedungmonggo
mengingat akar sejarah kemunculan tari topeng adalah hasil ritual kebudayaan
Hindu.
Bahasa Walikan (Moh. Nadlir)
Bahasa Walikan
Malang berasal dari pemikiran para pejuang tempo doeloe yaitu kelompok Gerilya
Rakyat Kota (GRK). Bahasa khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan,
efektifitas komunikasi sesama pejuang selain juga sebagai pengenal identitas
kawan atau lawan.
Jaman
penjajahan, banyak pasukan Belanda yang menyusup menjadi mata-mata di dalam
kelompok pejuang Malang. Mata-mata ini banyak yang mampu berkomunikasi dalam
bahasa daerah dengan tujuan menyerap informasi dari kalangan pejuang GRK.
Seorang tokoh
pejuang Malang pada saat itu yaitu Pak Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk
menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang sehingga dapat menjadi suatu
identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa tersebut
haruslah lebih kaya dari kode dan sandi serta tidak terikat pada aturan tata
bahasa baik itu bahasa nasional, bahasa daerah (Jawa, Madura, Arab, Cina)
maupun mengikuti istilah yang umum dan baku. Bahasa campuran tersebut hanya
mengenal satu cara baik pengucapan maupun penulisan yaitu secara terbalik dari
belakang dibaca kedepan.
Bangunan Tua Bersejarah (Adi Nugroho)
Kawasan Ijen,
siapa yang tidak kenal dengan tempat itu, karena itu telah menjadi salah satu
trade mark kota malang. Bangunan Kunonya yang tertata rapi dan juga jalannya
yang membuat nyaman berkendara ataupun untuk berjalan kaki. Sayang saat mulai
di renovasi dan diubah ke bangunan yang lebih modern.
Di Kota Malang
selain Kawasan Ijen terdapat banyak sekali bangunan tua, seperti Toko Es Krim
Oen, Gereja Kayu Tangan, Rumah Makan Inggil, Wisma Tumapel, Balai kota dan
lain-lain. Tapi sekali lagi sayangnya banyak yang tidak terawat. Karena itikad
dari Pemkot untuk melestarikannya sangat kurang. Jika bangunan kuno tersebut kalau
bisa dilestarikan akan semakin menarik minat para wisatawan local maupun
wisatawan asing.
Candi-candi di Malang (Arlissya Kumala)
Candi Singosari
Salah satu peninggalan bersejarah di
Malang adalah candi Singosari. Dikenal juga dengan candi Kendedes, dibangun
untuk menghormati Raja Kertanegara, raja terakhir kerajaan Singasari yang
meninggal tahun 1292.
Didirikan tahun 1300 bersamaan dengan
diselenggarakannya upacara shrada ditempat ini. Ciri khas candi singasari
adalah dua arca raksasa Dwarapala, yang diyakini sebagai penjaga istana.
Candi
Jago
Candi
jago atau jajaghu didirikan antara tahu 1275 - 1300 M. dipercaya sebagai tempat
penguburan abu raja Wisnuwardhana, raja ke 4 Singhasara.
Memiliki hiasan
ornamen yang indah, identik dengan candi penataran di Blitar. Terletak di desa
Jago kec Tumpang sekitar 22 km arah timur kota Malang.
Candi
Kidal
Candi Kidal memiliki tinggi 17 meter,
namun sekarang tinggal sekitar 12,5 meter. Memiliki pondasi persegi empat, dengan pintu candi
menghadap ke timur. Diatas pintu candi terdapat kepala raksasa dan singa dan
memiliki ornamen cuplikan kisah mahabharata. Candi ini terletak di desa Rejo
Kidal kec Tumpang, sekitar 24 km
arah timur Malang.
Candi Badut
Candi Badut terletak di Dukuh Gasek, Desa
Karang Besuki, Kesamatan Dau, Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur. Candi Badut
terletak di kaki Gunung Kawi. Candi Badut diyakini adalah peninggalan
Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam
prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. Dapat ditempuh dengan kendaraan umum
jurusan Tidar. Candi ini diperkirakan berusia lebih dari 1400 tahun dan diyakini
adalah peninggalan Prabu Gajayana, penguasa kerajaan Kanjuruhan sebagaimana yang termaktub dalam
prasasti Dinoyo bertahun 760
Masehi.
Kata Badut di sini berasal dari bahasa
sansekerta “Bha-dyut” yang berarti sorot Bintang Canopus atau Sorot Agastya.
Hal itu terlihat pada ruangan induk candi yang berisi sebuah pasangan arca
tidak nyata dari Siwa dan Parwati dalam bentuk lingga dan yoni. Pada bagian
dinding luar terdapat relung-relung yang berisi arca Mahakal dan Nadiswara.
Pada relung utara terdapat arca Durga Mahesasuramardhini. Relung timur terdapat
arca Ganesha. Dan disebelah Selatan terdapat arca Agastya yakni Syiwa sebagai
Mahaguru. Namun diantara semua arca itu hanya arca Durga Mahesasuramardhini
saja yang tersisa.
Candi Sumberawan
Candi Sumberawan hanya berupa sebuah stupa, berlokasi di Kecamatan Singosari Malang. Dengan
jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari. Candi ini Merupakan peninggalan Kerajan Singhasari dan digunakan oleh
umat Budha pada
masa itu.
Candi
Sumberawan terletak di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang,
+/- 6 Km, di sebelah Barat Laut Candi Singosari, candi ini dibuat dari batu
andesit dengan ukuran P. 6,25m L. 6,25m T. 5,23m dibangun pada ketinggian 650
mDPL, di kaki bukit Gunung Arjuna. Pemandangan di sekitar candi ini sangat
indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat bening airnya. Karena itulah disebut Candi Sumberawan.
Bepergian ke suatu tempat pastinya identik dengan hunting
makanan khas setempat. Begitupun dengan saya. Sayangnya, kunjungan saya
ke kota Malang kali ini, tak banyak kuliner yang saya coba. Cukup sulit
menemukan makanan khas kota ini. Saat saya bertanya makanan khas daerah
Malang pada beberapa orang yang saya temui, rata-rata mereka
menyebutkan Rawon dan Pecel. Padahal boleh dibilang Rawon merupakan
kuliner yang sangat mudah ditemukan diberbagai wilayah di Jawa Timur,
sementara pecel, seingat saya merupakan kuliner khas Madiun.
Setelah saya mengubek-ubek kota Malang, akhirnya pilihan saya pun jatuh pada bakso Kota Cak Man dan ice creamnya Restaurant Oen.
Ice Cream Oen
Hujan rintik-rintik tak menghalangi saya
dan ketiga krucil yang menemani saya siang itu untuk bertandang ke
restaurant Oen. Restaurant yang telah berdiri sejak tahun 1930 itu
terlihat ramai pengunjung. Tak hanya penduduk setempat, terlihat
beberapa pengunjung merupakan wisatawan yang sedang mengunjungi kota
Malang seperti saya. Di sudut ruangan saya juga melihat beberapa
wisatawan asing sedang asyik ngobrol.
Sejak menginjakkan kaki di kota Malang
delapan tahun lalu, ice cream Oen menjadi salah satu kuliner yang paling
ingin saya cicipi. Sayangnya, dua kali mengunjungi restaurant ini, saya
harus gigit jari karena nggak kebagian ice cream yang katanya super
lezat. Walhasil, saya pun menggiring ketiga krucil yang saya ajak untuk
mencicipi ice cream Oen ke Mekdi yang berada tepat di depan restaurant
Oen. Oya, pengen tahu bagaimana penampakan ice cream Oen yang bikin saya
ngiler? Nih, saya kasih lihat fotonya hasil pinjam punya tetangga.
Hmm..dari gambarnya terlihat yummy banget, kan?
Meski tak bisa mencicipi ice cream Oen yang super lezat, saya masih bisa menikmati interior restauran Oen yang vintage banget. Khas tempo doeloe.
Furnitur yang digunakan betul-betul
mencerminkan suasana tempo doeloe. Kursi-kursi yang terbuat dari rotan
ditata sedemikian rupa berdampingan dengan furnitur lain yang tak kalah
jadul seperti piano disudut ruangan serta rak tempat mendisplay jajanan
di dekat pintu masuk. Suasana yang dihadirkan nyaman banget, membuat
pengunjung betah duduk berlama-lama, menikmati sajian sambil ngobrol
bareng sahabat ataupun keluarga pastinya tambah seru.
Tak hanya itu, dinding restaurant juga
dipenuhi dengan foto-foto lawas yang pastinya menambah kuat kesan tempo
doeloe restaurant Oen. Kunjungan ke kota Malang tak lengkap rasanya jika
tak mencicipi sajian ice cream Oen.
Bakso Kota Cak Man
Kabarnya bakso Kota Cak Man telah
memiliki 11 outlet yang tersebar di kota Malang. Bahkan kini, bakso Kota
Cak Man juga bisa ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia diantara
Jakarta, Makassar, Surabaya, Batam, Kediri, Samarinda, Manado, Ternate
dan beberapa kota lainnya. Meski demikian, tak ada salahnya mencicip
bakso Kota Cak Man langsung dari asalnya yang beralamat Jl. WR.
Supratman C1 Kav. 13-14 saat berkunjung ke kota Malang.
Bakso Kota Cak Man memiliki keunikan
tersendiri dibandingkan bakso lain yang tersebar diberbagai penjuru
Nusantara. Jika bakso pada umumnya berisi pentolan daging, mie, pangsit
dan irisan tahu, bakso Kota Cak Man memiliki berbagai variasi isi yang
bisa dipilih sesuai selera kita. Jenis isian yang bisa dipilih
diantaranya, bakso halus, bakso kasar, bakso jumbo, bakso koyak, aneka
gorengan, siomay basah, tahu isi, goreng panjang balut usus, goreng
rempelo ati, aneka jerohan/kikil, lontong, mie, su’un, tahu telur, tahu
siomay.
Tak banyak varian yang saya pilih pada
kunjungan kali ini. Demi kesehatan, saya kini mulai mengurangi masakan
berbahan daging ayam dan daging sapi, dan lebih memilih olahan berbahan
ikan laut. Varian isi yang saya pilih hanyalah bakso kotak, udang balur
tepung dan bakso bulat ukuran sedang.
Repoeblik TelO
Puas menikmati sajian kuliner khas
Malang, saatnya mencari oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal.
Jika tak ingin membawa oleh-oleh aneka kripik buah ataupun kripik tempe,
tidak ada salahnya kita membawa oleh-oleh berbahan ubi.
Dan, langkah kaki saya pun terayun di
outlet penjual oleh-oleh yang kesemuanya berbahan dasar ubi. Pokoknya
mau cari apa saja yang berbahan ubi semua ada! Mulai dari bakpia,
keripik, mie, minuman, es krim dan aneka kue berbahan ubi lengkap di
outlet ini.
Saya agak bingung dengan nama outlet
ini. Di baliho depan tertulis BakpaO TelO sementara dibagian dalam saya
temukan tulisan Repoeblik TelO. So, akhirnya saya pun menyebutnya
Repoeblik TelO. Dan, salah satu oleh-oleh favorit saya yang bisa dibawa
pulang yakni Bakpao.
Bakpaonya ini asli enak banget.
Teksturnya lembut dengan komposisi isi yang pas. Isi bakpao yang bisa
dipilih yakni coklat dan kacang hijau. Saya membeli kedua varian isi
agar tak penasaran bagaimana sedapnya kedua jenis isian.
Selain mencicipi bakpao yang super
lembut, saya juga memesan juice telo. Rasa telo dipadu semriwingnya soda
mengalir dikerongkongan saya saat panas matahari berada dipuncaknya.
Tak puas dengan kesegaran juice telo,
saya kembali memesan yang dingin-dingin yakni ice cream telo. Sekali
jilat langsung terasa maknyes ademnya.
Puas menikmati kuliner khas kota Malang,
saya pun capcuz pulang sambil membawa belanjaan oleh-oleh yang saya
beli dari Repoeblik Telo.
Bahasa walikan sebagai ciri khas Arema
Siapa yang tak kenal Malang, kota yang setiap tahunnya didatangi oleh orang baik luar kota maupun luar pulau untuk menimba ilmu di kota bunga ini. Kota yang penuh perguruan tinggi baik itu negeri/swasta, juga mempunyai sejarah yang sudah ada sejak jaman kompeni, juga banyak tempat rekreasi baik yang kuno (candi Singosari dll) maupun modern (Jatim Park dll). Orang malang mempunyai ciri tersendiri yaitu suka hal-hal yang bisa mengesankan setiap orang, salah satunya adalah dalam hal berkomunikasi dengan membalikan (walikan) kata-kata.Mengenai masih eksisnya bahasa walikan ini sampai sekarang, salah satu alasan menurut adalah tingginya fanatisme arek-arek malang terhadap, kota dan identitas mereka sebagai arek malang. Berikut ini tulisan sedikit istilah bahasa walikan dari kota Malang:
kata benda: – adapes: sepeda – rotom: motor – libom: mobil – utapes: sepatu – landas: sandal – soak: kaos
nama tempat: – hamur: rumah – ngalam: malang – ayabarus: surabaya – arudam: madura – amalatok: kotalama – onosogrem: mergosono – nahelop: polehan – rajajowas: sawojajar
nama makanan/minuman: – oges: sego – lecep: pecel – ipok: kopi – oskab: bakso – senjem: menjes/sejenis tempe – itor: roti
kata kerja: – ngayambes: sembahyang – rudit: tidur – nakam: makan – halokes: sekolah – hailuk: kuliah – ngalup: pulang – ladub: budal/berangkat – rekem: meker/mikir – uklam: mlaku – utem: metu – ibar: rabi – kolem: melok/ikut – helom: moleh/pulang
kata sifat/keterangan/predikat: – tahes: sehat – sinam: manis – ewul: luweh/lapar – kadit: tidak – itreng: ngerti – kipah: apik/bagus – kewut: tuwek/tua – ngewes: seweng/sinting – licek: kecil – komes: semok – nayamul: lumayan
kata sebutan: – sam: mas/kakak/bro! – ayas: saya – umak: kamu – kodew: wedok/cewek – nganal: lanang/cowok – ngonceb: bencong – ojob: bojo/pacar/pasangan hidup – teles ketep: selet petek/dubur ayam – tenyom: monyet – sukit: tikus – ongis nade: singo edan – nawak ewed: kawan dewe/dekat
kata tanya/sebut: – orip: piro/berapa – oyi: iyo/ya!
nama orang: – tigis: sigit – uyab: bayu – kidnep: pendik (vokalis Flanella) – suga: agus.
sumber : http://rachmad92.wordpress.com/2010/09/29/ciri-khas-kota-malang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar